Selasa, 02 September 2014

syair perahu | di sebut juga " puisi lama " Hamzah Al-fansuri

syair ini saya lebelkan ke dalam puisi islami di karnakan syair merupakan jenis puisi lama 
syair ini berisi petuah ataupun nasehat agar memelihara amal kebaikan
selamat menikmati :)




syair perahu

Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i’tikat diperbetuli sudah
 ___

Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.
___

Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.
___

Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu
___

Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.
___

Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.
___

Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.
___

Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.
___

Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba’id.
___

Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.
___

Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.
___

Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.
___

La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.
___

Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.
___

Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.
___

Itulah laut yang maha indah,
ke sanalah kita semuanya berpindah,
hasilkan bekal kayu dan juadah
selamatlah engkau sempurna musyahadah.
___

Silan itu ombaknya kisah,
banyaklah akan ke sana berpindah,
topan dan ribut terlalu ‘azamah,
perbetuli pedoman jangan berubah.
___

Laut Kulzum terlalu dalam,
ombaknya muhit pada sekalian alam
banyaklah di sana rusak dan karam,
perbaiki na’am, siang dan malam.
___

Ingati sungguh siang dan malam,
lautnya deras bertambah dalam,
anginpun keras, ombaknya rencam,
ingati perahu jangan tenggelam.
___

Jikalau engkau ingati sungguh,
angin yang keras menjadi teduh
tambahan selalu tetap yang cabuh
selamat engkau ke pulau itu berlabuh.
___

Sampailah ahad dengan masanya,
datanglah angin dengan paksanya,
belajar perahu sidang budimannya,
berlayar itu dengan kelengkapannya.
___

Wujud Allah nama perahunya,
ilmu Allah akan dayungnya
iman Allah nama kemudinya,
“yakin akan Allah” nama pawangnya.
___

Taharat dan istinja  nama lantainya,
kufur dan masiat  air ruangnya,
tawakkul akan Allah jurubatunya
tauhid itu akan sauhnya.
___

Salat akan nabi tali bubutannya,
istigfar Allah akan layarnya,
Allahu Akbar  nama anginnya,
subhan Allah akan lajunya.
___

Wallahu a’lam nama rantaunya,
iradat Allah  nama bandarnya,
kudrat Allah  nama labuhannya,
surga jannat an naim nama negerinya.
___

Karangan ini suatu madah,
mengarangkan syair tempat berpindah,
di dalam dunia janganlah tam’ah,
di dalam kubur berkhalwat sudah.
___

Kenali dirimu di dalam kubur,
badan seorang hanya tersungkur
dengan siapa lawan bertutur?
di balik papan badan terhancur.
___

Di dalam dunia banyaklah mamang,
ke akhirat jua tempatmu pulang,
janganlah disusahi emas dan uang,
itulah membawa badan terbuang.
____

Tuntuti ilmu jangan kepalang,
di dalam kubur terbaring seorang,
Munkar wa Nakir ke sana datang,
menanyakan jikalau ada engkau sembahyang.
___

Tongkatnya lekat tiada terhisab,
badanmu remuk siksa dan azab,
akalmu itu hilang dan lenyap,
___

Munkar wa Nakir bukan kepalang,
suaranya merdu bertambah garang,
tongkatnya besar terlalu panjang,
cabuknya banyak tiada terbilang.
___

Kenali dirimu, hai anak dagang!
di balik papan tidur telentang,
kelam dan dingin bukan kepalang,
dengan siapa lawan berbincang?
___

La ilaha illallahu itulah firman,
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian,
iman tersurat pada hati insap,
siang dan malam jangan dilalaikan.
___

La ilaha illallahu itu terlalu nyata,
tauhid ma’rifat semata-mata,
memandang yang gaib semuanya rata,
lenyapkan ke sana sekalian kita.
___

La ilaha illallahu itu janganlah kaupermudah-mudah,
sekalian makhluk ke sana berpindah,
da’im dan ka’im jangan berubah,
khalak di sana dengan La ilaha illallahu.
___

La ilaha illallahu itu jangan kaulalaikan,
siang dan malam jangan kau sunyikan,
selama hidup juga engkau pakaikan,
Allah dan rasul juga yang menyampaikan.
___

La ilaha illallahu itu kata yang teguh,
memadamkan cahaya sekalian rusuh,
jin dan syaitan sekalian musuh,
hendak membawa dia bersungguh-sungguh.
___

La ilaha illallahu itu kesudahan kata,
tauhid ma’rifat semata-mata.
hapuskan hendak sekalian perkara,
hamba dan Tuhan tiada berbeda.
___

La ilaha illallahu itu tempat mengintai,
medan yang kadim tempat berdamai,
wujud Allah terlalu bitai,
siang dan malam jangan bercerai.
___

La ilaha illallahu itu tempat musyahadah,
menyatakan tauhid jangan berubah,
sempurnalah jalan iman yang mudah,
pertemuan Tuhan terlalu susah.

 Hamzah Fansuri
Read More

Jumat, 29 Agustus 2014

Teori Sastra dan Kegunaannya

  




     Teori sastra, apa itu teori sastra.,? nah., sebelum kita beranjak lebih jauh alangkah baiknya kita cari tau apa itu sastra dan kapan sastra ada ?? menurut wikipedia sastra adalah kata serapan dari bahasa Sanskerta yaitu śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata di atas biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. itulah pengertian sastra menurut wikipedia, biar lebih lengkap saya juga akan mendefinisikannya, ya seperti yang saya katakan sebagai pelengkap langsung saja kalau menurut saya sastra adalah ungkapan lisan ataupun tulisan yang mengandung nilai-nilai estetik ataupun yang mengandung nilai nilai keindahan, baiklah sekarang kita beralaih ke pertanyaan yang kedua kapan sastra itu ada ?? berdasarkan sumber yang ada Usia sastra sudah cukup tua. Cikal bakalnya muncuk ketika zaman filosof Yunani, yaitu semenjak Aristoteles, menulis karyanya yang berjudul Poetika lebih dari 2000 tahun lalu. Di dalam buku itu Aristoteles mengemukakan teori sastra mengenai drama tragedi yang dalam sastra Yunani Klasik ditulis dalam bentuk puisi. Dalam sastra barat modern,  Hudson menyebutnya dengan istilah to study of literature, dan oleh Rene Wellek memakai istilah theory of literature. hehehe itulah pengertian sastra dan kemunculannya,.baiklah sekarang kita akan memasuki kedalam permasalahan kita yaitu mencari tau apa itu teori sastra

      Teori sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari teori kesusastraan, yang meliputi latar belakang sastra, istilah-istilah sastra, konsep sastra, prinsip-prinsip umum sastra, komposisi, genre, pendekatan, dan sebagainya.. Secara umum yang dimaksud dengan teori adalah suatu sistem ilmiah atau pengetahuan sistematik yang menerapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati. Teori berisi konsep/ uraian tentang hukum-hukum umum suatu objek ilmu pengetahuan dari suatu titik pandang tertentu. Suatu teori dapat dideduksi secara logis dan dicek kebenarannya, atau dibantah kebenarannya pada objek atau gejala-gejala yang diamati tersebut. dari tulisan saya di atas saya harap kita semua dapat tau apa itu teori sastra. baiklah sekarang kita akan beralih ke jenjang yang lebih tinggi yaitu apa kegunaan kita mempelajari teori sastra.?

     Teori sastra itu akan saya ibaratkan sebuah pisau bedah ya pisau bedah, kalau dalam dunia kedokteran digunakan untuk membedah anggota tubuh dari makhluk hidup baik manusia ataupun binatang, kalau dalam dunia kedokteran bahasa opps maksud saya dunia bahasa dan sastra, pisau bedah ataupun teori sastra akan bergunakan untuk membedah unsur unsur yang terkandung dalam karya sastra , untuk lebih jelasnya teori sastra berguna untuk menjelaskan prinsip-prinsip tentang konsep atau kaedah kaedah sastra. itulah sedikit paparan mengenai teori sastra dan kegunaannya insya Allah di lain waktu akan saya paparkan jenis jenis teori sastra :)


Read More

Selasa, 26 Agustus 2014

Biografi Djalaluddin Rumi ( Mevlana Djalaluddin Rumi )

     


    Jalaluddin ar-Rumi, nama lengkapnya adalah Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi), beliau lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, ayahnya bernama bahauddin walad, yang merupakan keturunan  abu bakar yaitu sahabat nabi muhammad Saw, ayah djalaluddin rumi adalah seorang ulama besar nan saleh, dan sangat masyhur di balkh, sedangkan ibunya adalah  mu'mina khatun seorang yang berasal dari keluarga kerajaan, saat usia djalaluddin rumi berumur 3 tahun keluarganya hijrah ke khorasan, di karnakan ada bentrok  dalam kerajaan, dari khorasan djalaluddin rumi di pindahkan ke nishapur, daerah lahirnya seorang ahli matematika islam yaitu omar khayyam . di khorasan, djalaluddin rumi bertemu dengan Attar, Attar meramalkan bahwa kelak djalaluddin kecil ini akan menjadi seorang sufi besar, orang yang menyalakan api gairah Ketuhanan.

     Tidak hanya seorang sufi, Rumi juga seorang penyair, seorang penyair sufi terbesar dari persia, Rumi adalah sufi yang memiliki kedalaman ilmu dan juga piawai dalam mengunggkapkan perasaannya kedalam bahasa yang indah dan bermakna, kerena kepiawanya itulah seorang Djalaluddin Rumi sulit terkalahkan oleh Penyair Sufi sebelum dan sesudahnya. saya rasa tidak berlebihan jika saya katakan, karya djalaluddin rumi ibarat hidangan yang lezat nan mewah di kalangan para penikmat sastra tasawuf,  rumi sukses besar dalam memenangkan  hati para pecinta sastra, tidak hanya di kalangan muslim, di kalangan non muslim juga  mempunyai pengaruh besar.karya djalaluddin Rumi telah di terjemahkan kedalam banyak bahasa. di antara karyanya yang sangat terkenal adalah al-Matsnawi al-Maknawi, konon karya tersebut merupakan revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya. Isinya juga mengeritik langkah dan arahan filsafat yang cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mendewakan akal.

     Diakui, bahwa puisi Rumi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan para sufi penyair lainnya. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.

     Ciri khas lain yang membedakan puisi Rumi dengan karya sufi penyair lain adalah seringnya ia memulai puisinya dengan menggunakan kisah-kisah. Tapi hal ini bukan dimaksud ia ingin menulis puisi naratif. Kisah-kisah ini digunakan sebagai alat pernyataan pikiran dan ide.

     Banyak dijumpai berbagai kisah dalam satu puisi Rumi yang tampaknya berlainan namun nyatanya memiliki kesejajaran makna simbolik. Beberapa tokoh sejarah yang ia tampilkan bukan dalam maksud kesejarahan, namun ia menampilkannya sebagai imaji-imaji simbolik. Tokoh-tokoh semisal Yusuf, Musa, Yakub, Isa dan lain-lain ia tampilkan sebagai lambang dari keindahan jiwa yang mencapai ma'rifat. Dan memang tokoh-tokoh tersebut terkenal sebagai pribadi yang diliputi oleh cinta Ilahi.

       Sebagai seorang sufi rumi punya penglihatan kedepan Rumi berkata : bahwa Kota Konya akan menjadi semarak. ''Akan tiba saatnya, ketika Konya menjadi semarak dan makam kita tegak di jantung kota. Gelombang demi gelombang khalayak menjenguk mousoleum kita, menggemakan ucapan-ucapan kita.'' Kini, perkataan Rumi itu terbukti. Setelah sekian lama terlelap oleh sejarah, Kota Konya hidup kembali berkat sang sufi. ''Kota Anatolia Tengah ini tetap berdiri sebagai saksi kebenaran ucapan Rumi,'' tulis Talat Said Halman, peneliti karya-karya mistik Rumi.

     Kenyataannya memang demikian. Lebih dari tujuh abad, Rumi bak bayangan yang abadi mengawal Konya, terutama kepada pengikutnya, the whirling dervishes , para darwis yang menari. Setiap tahun, pada 2-17 Desember, jutaan peziarah menyemut menuju Konya. Dari delapan penjuru angin, mereka berarak untuk memperingati kematian Rumi, 727 tahun silam. Siapakah sesungguhnya manusia yang telah menegakkan sebuah pilar di tengah khazanah keagamaan Islam dan silang sengketa paham? ''Dialah penyair mistik terbesar sepanjang zaman,'' kata orientalis Inggris, Reynold A Nicholson. ''Ia bukan nabi, tetapi ia mampu menulis kitab suci,'' seru Jami, penyair Persia Klasik, tentang karya Rumi, Al-Masnawi .

     Bahkan, cucu  Rumi, Sulthanul Auliya Maulana Syekh Nazhim Adil al-Haqqani, kagum dengan kakeknya tersebut. Ia berkata sebagai berikut. ''Dia adalah orang yang tidak mempunyai ketiadaan. Saya mencintainya dan saya mengaguminya, saya memilih jalannya, dan saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasih yang abadi. Dia adalah orang yang saya cintai, dia begitu indah. Oh , dia adalah yang paling sempurna. Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia dan mereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.''Itulah Jalaluddin a-Rumi, sang sufi penganut cinta sejati untuk Tuhannya.



Read More

puisi arab modern "siapa aku" nazik malaikah



الليلُ يسألُ من أنا
أنا سرُّهُ القلقُ العميقُ الأسودُ
أنا صمتُهُ المتمرِّدُ
قنّعتُ كنهي بالسكونْ
ولففتُ قلبي بالظنونْ
وبقيتُ ساهمةً هنا
أرنو وتسألني القرونْ
أنا من أكون?

والريحُ تسأل من أنا
أنا روحُها الحيران أنكرني الزمانْ
أنا مثلها في لا مكان
نبقى نسيرُ ولا انتهاءْ
نبقى نمرُّ ولا بقاءْ
فإذا بلغنا المُنْحَنى
خلناهُ خاتمةَ الشقاءْ
فإِذا فضاءْ!

والدهرُ يسألُ من أنا
أنا مثلهُ جبّارةٌ أطوي عُصورْ
وأعودُ أمنحُها النشورْ
أنا أخلقُ الماضي البعيدْ
من فتنةِ الأمل الرغيدْ
وأعودُ أدفنُهُ أنا
لأصوغَ لي أمسًا جديدْ
غَدُهُ جليد

والذاتُ تسألُ من أنا
أنا مثلها حيرَى أحدّقُ في ظلام
لا شيءَ يمنحُني السلامْ
أبقى أسائلُ والجوابْ
سيظَل يحجُبُه سراب
وأظلّ أحسبُهُ دنا
فإذا وصلتُ إليه ذابْ
وخبا وغابْ


Malam bertanya siapa aku
Aku rahasianya yang penuh gundah nan kelam
Aku kebisuannya yang penuh pemberontakan
Kuselimuti hakekat diriku dengan ketenangan
Dan kusulut hatiku dengan keraguan
Aku pun menetap di sini dengan kesuraman
Aku menerawang sementara abad-abad bertanya padaku
Siapa aku?

Angin bertanya siapa aku
Aku ruhnya yang kebingungan diingkari zaman
Aku seperti dia tak pernah diam
Terus mengembara tak ada ujungnya
Terus melangkah tak ada hentinya
Tatkala kami sampai di tikungan
Kami akan mengira itu akhir penderitaan
Maka tak lain itu hanyalah sebuah kekosongan

Zaman bertanya siapa aku
Aku seperti dia, raksasa yang memeluk abad-abad
Dan kembali membangkitkannya
Aku menciptakan masa lalu yang silam
Dari pesona harapan yang menawan
Dan kembali menguburkannya
Agar dapat kujadikan tuk diriku hari kemarin yang baru
Dengan hari esoknya yang beku

Aku bertanya siapa aku
Aku seperti dia bingung menatap dalam kegelapan
Tak ada sesuatupun yang memberiku ketenangan
Aku terus bertanya dan jawabnya
Senantiasa diselubungi oleh fatamorgana
Aku terus mengira jawaban itu datang begitu dekat
Tetapi ketika kuraih, ia telah lumatHilang dan lenyap.                                                                                                                                                                                                                                         nazik malaikah (baghdad 1923)


Read More

puisi khairil anwar "Aku" dll



AKU

Kalau sampai waktuku
ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
jua dan bisa kubawa berlari
Berlari Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi


SIA-SIA

Penghabisan kali itu kau datang
membawa karangan kembang
Mawar merah dan melati putih :
darah dan suci
Kau tebarkan di depanku
serta pandang yang memastikan : Untukmu.
SeSudah itu kita sama termanggu
Saling bertanya : Apakah ini ?
Cinta? Keduanya tak mengerti.
Sehari itu kita bersama.
Tak hampir-menghampiri.

Ah !
Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.


SENDIRI

Hidup tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia mencekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya
Ia membenci. Dirinya dari segala
Dalamketakutan-menanti ia menyebut satu nama
Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu ?
Ah! Lemah lesu ia tersedu :Ibu ! Ibu!


SUARA MALAM

Dunia badai dengan topan
Manusia mengingatkan “Kebakaran di Hutan”
Jadi ke mana?
Untuk damai dan reda?
Mati.
Barang kali ini diam kaku saja
Dengan ketengan selama bersatu
Mengatasi suka dan duka
Kekebalan terhadap debu dan nafsu.
Berbaring tak sedar
Seperti kapal pecah di dasar lautan
Jemu dipukul ombak besar.
Atau ini.
Peleburan dalam Tiada
dan sekali akan menghadap cahaya.
Ya Allah! Badanku terbakar – segala samar.
Aku sudah melewati batas.
Kembali? Pintu tertutup dengan keras.


HUKUM

Saban sore ia lalu depan rumahku
Dalam baju tebal abu-abu
Seorang jernih memikul. Banyak menangkis pukul.
Bungkuk jalannya – Lesu
Pucat mukanya – Lesu
Orang menyebut satu nama jaya
Mengingat kerjanya dan jasa
Melecut supaya terus ini padanya
Tapi mereka memaling. Ia begitu kurang tenaga
Pelik di angkasa : Perwira muda
Pagi ini menyinar lain masa
Nanti, kau dinanti-dimengerti!


TAMAN

Taman punya kita berdua
Tak lebar luas, kecil saja
Satu tak kehilangan lain dalamnya.
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
Halus lebut dipijak kaki.
Bagi kita bukan halangan.
Karena
Dalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbang
Aku kumbang, kau kembang.
Kecil, penuh surya taman kita
Tempat merenggut dari dunia dan usia

 LAGU BIASA

Di teras rumah makan kami kini berhadapan
Baru berkenalan. Cuma berpandangan
Sungguhpun samudera jiwa sudam selam berselam
Masih saja berpandangan
Dalam lakon pertama
Orkes meningkah dengan “Carmen” pula.
Ia mengerling. Ia ketawa
Dan rumput kering terus menyala
Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi
Darahku terhenti berlari
Ketika orkes memulai “Ave Maria”
Kuseret ia kesana….

 PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk!
Tantang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.


KESABARAN

Aku tak bisa tidur
Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suaru bertalu-talu
Disebelahnya api dan abu

Aku hendak berbicara
Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli
Keras membeku air kali
Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali
Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba

 NISAN

> untuk nenekanda
Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridlaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
Dan duka maha tuan bertakhta


 
Read More

puisi puisi khalil gibran "kahlil gibran poems"


MASA MUDA DAN KEINDAHAN


Keindahan menjadi milik usia muda, tapi keremajaan yang untuknya
dunia ini diciptakan tidak lebih dari sekadar mimpi yang manisnya diperhamba oleh kebutaan yang menghilangkan kesedaran.
Akankah hari itu datang, ketika orang-orang bijak menyatukan kemanisan masa muda dan kenikmatan pengetahuan? Sebab masing-masing hanyalah kosong bila hanya sendirian.
Akankah hari itu datang ketika alam menjadi guru yang mengajar manusia, dan kemanusiaan menjadi buku bacaan. Sedangkan kehidupan adalah sekolah sehari-hari?
Hasrat masa muda akan kesenangan-kenikmatan tidak terlalu menuntut tanggung jawab -hanya akan terpenuhi bila fajar telah menyelak kegelapan hari.
Banyak lelaki yang tenggelam dalam keasyikan hari-hari masa muda yang mati dan beku, banyak perempuan yang menyesali dan mengutuk tahun-tahun tak berguna mereka seperti raungan singa betina yang kehilangan anak,
Dan banyak para pemuda dan pemudi yang menggunakan hati mereka sekadar sebagai alat penggali kenangan pahit masa depan, melukai diri melalui kebodohan dengan anak panah yang tajam dan beracun kerana kehilangan kebahagiaan.
Usia tua adalah permukaan kulit bumi, ia harus melalui cahaya dan kebenaran, memberikan kehangatan bagi benih-benih masa muda yang ada dibawahnya, melindungi dan memenuhi keperluan mereka hingga Nisan datang dan menyempurnakan kehidupan masa muda yang sedang tumbuh dengan kebangkitan baru
Kita berjalan terlalu lambat ke arah kebangkitan spiritual, dan perjalanan itu seluas angkasa tanpa batas, sebagai pemahaman keindahan kewujudan melalui rasa kasih dan cinta kepada keindahan tersebut .


SUARA PENYAIR


Berkah amal soleh tumbuh subur dalam ladang hatiku.
Aku akan menuai gandum dan membahagikannya pada mereka yang lapar.
Jiwaku menyuburkan ladang anggur yang kuperas buahnya dan kuberikan sarinya pada mereka yang kehausan.
Syurga telah mengisi pelitaku dengan minyaknya dan akan kuletakkan di jendela. Agar musafir berkelana di gelap malam menemui jalannya.
Kulakukan semua itu kerana mereka adalah diriku.
Andaikan nasib membelenggu tanganku dan aku tak bisa lagi menuruti hati nuraniku, maka yang tertinggal dalam hasratku hanyalah : Mati!
Aku seorang penyair, apabila aku tak bisa memberi, akupun tak mau menerima apa-apa.




CINTA YANG AGUNG


Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu,
Apabila cinta tidak berhasil…bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu tidak perlu mati
bersamanya…
Orang terkuat bukan mereka yang selalu
menang..melaikan mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh


NYANYIAN HUJAN


Aku ini percikan benang-benang perak yang dihamburkan dari syurga
Alam raya kemudian meraupku, bagi menyirami ladang dan lembahnya.
Aku ini taburan mutiara, yang dipetik dari mahkota Raja Ishtar,
oleh puteri Fajar untuk menghiasi taman-taman mayapada.
apabila kuurai air mata, bukit-bukit tertawa;
apabila aku meniup rendah, bunga-bunga gembira,
Dan bila aku menunduk, segalanya cerah-ceria.
Ladang dan awan mega berkasih-mesra,
Di antara mereka aku pembawa amanat setia,
Yang satu kulepas dari dahaga,
Yang lain kuubati dari luka.
Suara guruh mengkhabarkan kedatanganku
Pelangi di langit menghantar pemergianku,
Bagai kehidupan duniawi, diriku,
Dimulakan pada kaki kekuatan alam,
Dan diakhiri di bawah sayap kematian.
Aku muncul dari dalam jantung samudera,
Melayang tinggi bersama pawana,
Pabila kulihat ladang memerlukanku,
Aku turun, kubelai mesra bunga-bunga dan pepohonan
Dalam berjuta cara.
Jemariku lembut bermain pada jendela-jendela kaca
Dan berita yang kubawa membawa bahagia,
Semua orang dapat mendengarnya, namun hanya yang peka,
Dapat memahami maknanya.
Panas udara melahirkan aku,
Namun sebagai balasannya aku membunuhnya,
Laksana wanita yang mengungguli jejaka,
Dengan kekuatan yang dihisap daripadanya.
Diriku helaan nafas samudera
Gelak tertawa padang ladang,
Dan cucuran air mata dari syurga.
Maka, disertai cinta kasih -
dihela dari kedalaman laut kasih-sayang;
tertawa ria dari rona padang jiwa,
air mata dari kenangan syurga abadi.


NYANYIAN SUKMA


Di dasar relung jiwaku
Bergema nyanyian tanpa kata, sebuah lagu
yang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ; ia meneguk rasa kasihku
dalam jubah yg nipis kainnya, dan mengalirkan sayang,
Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya
bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,
Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakah
Yang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra
dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam,
Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani
melagukan kidung suci Tuhan?


CIUMAN PERTAMA


Itulah tegukan pertama dari cawan yang telah diisi oleh para dewa dari air pancuran cinta.
Itulah batas antara kebimbangan yang menghiburkan dan menyedihkan hati dengan takdir yang mengisinya dengan kebahagiaan.
Itulah baris pembuka dari suatu puisi kehidupan , bab pertama dari suatu novel tentang manusia.
Itulah tali yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan kejayaan masa depan.
Ciuman pertama menyatukan keheningan perasaan-perasaan dengan nyanyian-nyanyiannya.
Itulah satu kata yang diucapkan oleh sepasang bibir yang menyatukan hati sebagai singgahsana, cinta sebagai raja, kesetiaan sebagai mahkota.
Itulah sentuhan lembut yang mengungkapkan bagaimana jari-jemari angin mencumbui mulut bunga mawar, mempesonakan desah nafas kenikmatan panjang dan rintihan manis nan lirih.


LAGU OMBAK


Pantai yang perkasa adalah kekasihku,
Dan aku adalah kekasihnya,
Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,
Namun kemudian Bulan menjarakkan aku darinya.
Kupergi padanya dengan cepat
Lalu berpisah dengan berat hati.
Membisikkan selamat tinggal berulang kali.
Aku segera bergerak diam-diam
Dari balik kebiruan cakerawala
Untuk mengayunkan sinar keperakan buihku
Ke pangkuan keemasan pasirnya
Dan kami berpadu dalam adunan terindah.
Aku lepaskan kehausannya
Dan nafasku memenuhi segenap relung hatinya
Dia melembutkankan suaraku dan mereda gelora di dada.
Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip cinta
di telinganya, dan dia memelukku penuh damba
Di terik siang kunyanyikan dia lagu harapan
Diiringi kucupan-kucupan kasih sayang
Gerakku pantas diwarnai kebimbangan
Sedangkan dia tetap sabar dan tenang.
Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahan
Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan doa
Seribu sayang, aku selalu berjaga sendiri
Menyusut kekuatanku.
Tetapi aku pemuja cinta,
Dan kebenaran cinta itu sendiri perkasa
Mungkin kelelahan akan menimpaku,
Namun tiada aku bakal binasa.


IBU

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dikala lara, impian kita dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa merestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.



Read More

puisi-puisi rumi "rumi poems "



Cinta adalah lautan tak bertepi
langit hanyalah serpihan buih belaka
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta
Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku
Bila bukan karena Cinta
Bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?
Bagaimana tumbuhan akan mengorbankan diri demi memperoleh ruh (hewani)?
Bagaimana ruh (hewani) akan mengorbankan diri demi nafas (Ruh) yang menghamili Maryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju
Tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang.
Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Dan naik ke atas laksana tunas.
Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah
lagu pujian Keagungan pada Tuhan.


Bagi mereka yang mencintai Allah,
darah lebih baik daripada air.
Kesalahan seorang kekasih
lebih baik daripada seratus tindakan
baik oleh siapapun”


Sedikit demi sedikit Allah menghilangkan keindahan manusia
sedikit demi sedikit pohon – pohon muda menjadi layu
Pergilah, bacalah Barang siapa kami beri umur panjang
 Kami juga membuat mereka menyusut.


Jiwaku adalah sebuah perapian yang mereka gembira dengan api
Juga cinta, adalah sebuah perapian dan ego bahan bakarnya.


Bagaimana kau akan mengenal sahabatmu yang sejati?
Sakit bagi mereka sama berharganya dengan hidup.
Seorang sahabat seperti emas
Penderitaan seperti api.
Emas murni bergembira dalam api”      


Allah tidak memerlukan nabi – nabi
tapi dengan keagungan dan karunia membuat Keindahan sinar-Nya memancar
Dari sinar itu Adam menerima ilmu tentang Tuhan
Dari pancaran cahaya itu Ibrahim menghadapi api tanpa merasa takut.


Apakah yang sebenarnya kau miliki
dan apa yang telah kau peroleh?
Mutiara – mutiara apa yang kauangkat dari dasar laut?
Pada saat kematian, semua indra badani akan lenyap
Adakah sinar rohani yang akan mendampingi hatimu?
Jika debu sudah menutupi mata ini dalam kubur
adakah kuburanmu masih akan terang bersinar?


Ketahuilah bahwa bentuk bentuk lahir akan sirna
tapi dunia nyata tetap ada selamanya
Berapa lama kau akan hanyut dalam bentu kendi?
Tinggalkanlah kendi itu; carilah airnya!


Hati memakan makanan khusus dari setiap sahabat
Hati menerima gizi khusus dari setiap satu bentuk ilmu.


Makin besar seseorang mencintai suara air yang tak tampak
akan makin banyak dia mencabut batu bata dari dinding
untuk dilemparkan ke dalam sungai yang tak terlihat
karena mabuk oleh suara itu bagi orang yang tanpa cinta
terdengar hanya seperti suara mendebur.


Angkatlah kampakmu dan hantamkan seperti Ali di gerbang Khaibar
Atau rangkaikan duri – duri ini dengan mawar
bawalah apimu kepada cahaya Allah
supaya apimu lenyap dalam cahaya-Nya
 dan semua duri menjadi mawar.


Orang beriman adalah  sumber kasih sayang rohani
Orang saleh yang jernih adalah air kehidupan.


Mata yang jeli adalah seekor kuda
cahaya Tuhan adalah penunggangnya
 tanpa ada penunggang kuda tak berguna
 Cahaya Allah memacu mata jasmani
Jiwa merindukan Allah
 Cahaya Allah memperkuat indra
Inilah arti Cahaya di atas Cahaya.


Patahkan kemarahanmu
bukan anak panah
mata yang marah melihat air susu seperti darah
Sentuhlah anak panah dengan ciuman dan bawalah kepada Raja
anak panah telah berkat oleh darahmu sendiri.


Tiada cermin kembali menjadi pasir
tiada roti kembali menjadi gandum
tiada anggur masak kembali menjadi buah yang masam
Matangkan dirimu dan jagalah dari perubahan yang lebih buruk
Jadilah Cahaya !


Kebenaran sepenuhnya bersemayam di dalam hakekat,
Tapi orang dungu mencarinya di dalam kenampakan.


Nikmati waktu selagi kita duduk di punjung,
Kau dan Aku,
Dalam dua bentuk dan dua wajah dengan satu jiwa,
Kau dan Aku.
Warna-warni taman dan nyanyian burung memberi obat keabadian
Seketika kita menuju ke kebun buah-buahan, Kau dan Aku.
Bintang-bintang Surga keluar memandang kita –
Kita akan menunjukkan Bulan pada mereka, Kau dan Aku.
Kau dan Aku, dengan tiada ‘Kau’ atau ‘Aku’,
akan menjadi satu melalui rasa kita;
Bahagia, aman dari omong-kosong, Kau dan Aku.
Burung nuri yang ceria dari surga akan iri pada kita –
Ketika kita akan tertawa sedemikian rupa; Kau dan Aku.
Ini aneh, bahwa Kau dan Aku, di sudut sini …
Keduanya dalam satu nafas di Iraq, dan di Khurasan –
Kau dan Aku.

Read More

syair-syair | puisi-puisi cinta layla & majnun(qais) " layla majnun poems"







Kerabat dan handai-taulan mencelaku
Karena aku telah dimabukkan oleh kecantikan Layla
Ayah, putera-putera paman dan bibi
Mencela dan menghardik diriku
Mereka tidak mampu membedakan cinta dengan hawa nafsu
Nafsu mengatakan pada mereka, keluarga kami berseteru
Mereka tidak tahu, dalam cinta tidak ada seteru atau sahabat
Cinta hanya mengenal kasih sayang 

Kubertanya dalam kalbu, ada apakah gerangan?
Keluarga Layla tak akan menjual anak gadisnya
Berapapun harga yang ditawarkan
Dan keluargaku tak hendak membeli
Semoga Allah menakdirkan kebaikan bagi kami
Dengan kerinduan mendalam yang selalu aku simpan
Semoga kelak kami dipertemukan

Tidakkah mereka mengetahui?
Kini jiwaku telah terbagi
Satu belahan adalah diriku
Sedang yang lain telah kuisi untuknya
Tiada bersisa selain untuk kami

Wahai burung-burung merpati yang terbang di angkasa
Wahai negeri Irak yang damai
Tolonglah aku
Sembuhkanlah rasa gundah-gulana  yang membuat kalbuku tersiksa
Dengarkanlah tangisanku, suara batinku
Duhai, mereka menyampaikan kabar buruk
Layla sakit karena guna-guna
Mereka tidak tahu, sesungguhnya akulah tabib yang ia perlukan
Akulah yang mampu mengobati penyakitnya

Waktu terus berlalu, usia semakin menua
Namun jiwaku yang telah terbakar rindu
Belum sembuh jua
Bahkan semakin parah
Bila kami ditakdirkan berjumpa
Akan kugandeng lengannya
Berjalan bertelanjang kaki menuju kesunyian
Sambil memanjatkan doa-doa pujian pada Allah
Ya Raab, telah Kaujadikan Layla
Angan-angan dan harapanku
Hiburlah diriku dengan cahaya matanya
Seperti Kau hiasi dia untukku
Atau, buatlah dia membenciku
Dan keluarganya dengki padaku
Sedang aku akan tetap mencintainya
Meski banyak nian aral melintang
Mereka mencela dan menghina diriku
Dan mengatakan aku hilang ingatan
Sedang Layla sering berdiam diri mengawasi bintang
Menanti kedatanganku
Aduhai, betapa mengherankan
Orang-orang mencela cinta
Dan menganggapnya sebagai penyakit
Yang meluluh-lantakkan dinding ketabahan
Aku berseru pada Singgasana Langit
Berilah kami kebahagiaan dalam cinta
Singkaplah tirai derita
Yang selalu membelenggu kalbu
Bagaimana mungkin aku tidak gila
Bila melihat gadis bermata indah
Yang wajahnya bak mentari pagi bersinar cerah
Menggapai balik bukit, memecah kegelapan malam
Keluargaku berkata
Mengapakah hatimu wahai Majnun?
Mengapa engkau mencintai gadis
Sedang engkau tidak melihat harapan untuk bersanding
dengannya? 
Cinta, kasih dan sayang telah menyatu
Mengalir bersama aliran darah di tubuhku
Cinta bukanlah harapan atau ratapan
Walau tiada harapan, aku akan tetap mencintai Layla
Sungguh beruntung orang yang memiliki kekasih
Yang menjadi karib dalam suka maupun duka
Karena Allah akan menghilangkan
Dari kalbu rasa sedih, bingung dan cemas
Aku tak mampu melepas diri
Dari jeratan tali kasih asmara
Karena Surga menciptakan cinta untukku
Dan aku tidak mampu menolaknya
Sampaikan salamku kepada Layla, wahai angin malam
Katakan, aku akan tetap menunggu
Hingga ajal datang menjelang

____

Seseorang memanggil-manggil namamu saat kami berada
di lereng bukit Mina
Mendengar namamu terguncanglah hatiku karena sedih
Duhai lelaki itu tidak mengetahui betapa suci namamu
Mengapakah ia memanggil nama Layla dengan seenaknya?
Apakah ia tidak tahu dengan menyebut namamu
Berarti ia menerbangkan seekor burung yang telah bersarang di hatiku
Ia memanggil nama Layla
Semoga Allah membukakan kedua matanya
Untuk melihat betapa pesonamu tak mampu dia bayangkan

____

Aku menuruni lembah Wadiyain yang indah
Sebagai seorang tamu dari penghuninya
Aku akan tetap berada di lembah Wadiyain
Menghirup udaranya yang segar dan airnya yang jernih
Aku tidak akan kembali
Kecuali jika di atas ada yang menanti
Di sini aku tidak seorang diri
Binatang-binatang liar dan buas menjadi sahabatku
Aku tidak akan ragu
Mengapa aku harus ragu
Bila kasih Layla hanya tertuju padaku
Sahabat karib dan kekasihnya
Mengapa aku harus ragu
Jika jiwaku senantiasa mengharapkan Layla
Sungguh, angin telah datang
Membawa pesan Layla
Ia berjanji, meski tidak pernah bersua di dunia
Akan tetap menungguku di pintu surga
Sungguh dunia yang indah akan bermuram durja
Bila engkau tidak pernah berkunjung ke rumah seorang kekasih
Dan tiada seorangpun
Yang dapat menghibur hatimu

____

Banyak orang berkata
Bersenanglah engkau dengan gadis lain
Itu adalah kata pelipur-lara
Namun menjadi duri dalam hatiku
Kukatakan kepada mereka
Dengan air mata berderai
Dan hatiku hancur luluh
Sayap cinta telah memeluk
Dan membawa jiwaku terbang
Aku mencintai Layla
Dan tidak tertarik pada gadis lain
Pandanganku telah tertunduk, dan mata terpejam
Kepada selain Layla
Wahai Layla ulurkanlah tanganmu
Untuk menyambut kasihku
Kalbu penuh asmara
Kuberikan padamu
Mungkin engkau diberi dua cawan minuman
Satu cawan kebencian
Agar engkau melupakan diriku
Sedang cawan yang satu berisi anggur kesenangan
Agar engkau rela menerima pinangan orang lain sebagai gantiku
Duh kekasihku
Kuingatkan dirimu
Jangan rusakkan hubungan
Yang orang lain selalu ingin menyempurnakan
Kelak engkau akan melihat
Beda antara cinta dan vafsu
Wahai Layla, nafsu akan melemahkan hati
Ia akan terus menggoda dan merayu
Namun kelak akan menyesal
Sedih tak berkesudahan
Jiwa yang dipenuhi kebencian
Tak akan pernah menjadi mulia
Ia tak akan puas
Bila yang diharapkan tak didapat
Sedang diriku Layla, Demi Allah
Tali kasih yang telah bersemi
Akan kusiram dan kupupuk
Agar cinta yang engkau berikan tetap terjaga selamanya
Dan aku haramkan atas diriku
Segala yang tidak engkau sukai
Jangan kau biarkan jiwaku hancur karena murkamu
Karena tak sanggup kuterima amarahmu
Sedang gunung pun akan hancur jika engkau marah
Buanglah keraguan dalam dirimu
Karena cinta tidak bisa bersanding dengan keraguan
Aku akan selalu menjaga tali cinta kita
Walau engkau tak di sisiku
Namun aku yakin
Cintamu selalu hadir di hatiku

____


Apakah yang sedang mengalir dalam jiwaku ini?
Siapakah yang sedang memandangku?
Apakah ia kecantikan bunga mawar?
Wahai bunga mawar itu telah dicabut dari taman hatiku
Untuk menjadi penghias taman yang lain
Namun tidak mungkin menjadi layu
Wahai Layla, aku telah dimabukkan oleh rasa cinta
Mana mungkin aku menolak kenikmatan ini
Duduklah di rumpun palem itu, Layla
Agar dapat kunikmati manisnya anggur cintamu
Wahai, ke manakah engkau saat aku merana, terusir dan
kehilangan dirimu?
Hidup hanya menjalar sesaat di uratku dan kemudian
bukan milikku lagi
Tetapi menjadi milikmu
Sejak harapan tidak tersenyum lagi padaku
Aku hanya bisa meratap
Mengenang dan menyesali masa lalu
Aku berteman derita dan hinaan
Kedukaan tersenyum padaku dan aku tersenyum padanya
Sedang kedukaan membuat engkau ketakutan
Padahal engkau yang telah menciptakannya
Diriku selalu diliputi kesengsaraan
Sementara engkau mereguk kebahagiaan
Saat pikiranku hanyut dalam pesona wajahmu yang memabukkan
Engkau pergi tanpa mengucapkan salam
Wahai Surga! Biarkan kematian menjauhkan kami!
Kami adalah dua tubuh namun satu hati
Seperti awan musim panas dengan hujan di padang rumput
Biarkan aku hanyut dalam kesedihan
Asal jangan biarkan cinta Layla hilang dari jiwaku
Wahai Layla
Mungkin sebentar lagi kematian akan menjemput
Dunia akan menulis riwayatku
Mereka akan mengatakan telah kukorbankan diri demi
rembulan indah
dengan cahaya keperakan
Ia yang telah mengubah malam menjadi mempesona
Ingatkah engkau wahai Layla, saat kita bermain
bersama, mereguk anggur kebahagiaan?
Engkau dengan mata hitam yang indah, memandang
penuh cinta padaku
Dan bibir itu! Akh, aku melihat anggur cinta di sana
Aku melihat betapa bahagia kita berdua!
Tiada seorang pun yang mampu memisahkan kita
Rasa malu dan ketakutan tidak mampu menghancurkan
bunga cinta kita
Kebahagiaan tak terlihat, di kuil pengasingan itu
Tapi bawakan aku anggur!
Biarkan aku mabuk!
Jauhkan kesedihan dari diriku!
Rumah tanpa penerangan adalah penjara
Karena penjara benci dengan cahaya.
Tempat yang cocok untuk hati yang patah
Dan tenggelam dalam kesuraman seperti diriku
Adalah kamar bawah tanah yang jauh dari cahaya

Ya Allah!
Selamatkan aku dari kegelapan yang tiada akhir ini!
Berikan aku satu hari saja kesenangan – satu peristiwa menyenangkan!

_____

(syair layla ke majnun)

Bila kakiku terperosok, aku menyebut namanya
Aku bermimpi dalam tidurku hidup bersama dia
Apabila disebut nama Qays
Hilanglah kekuatan jiwaku
Hatiku seperti sirna ditelan namanya
Demi Allah, hampir saja aku gila karena memikirkannya
Dadaku sesak karena rindu
Kaumku mengancam
Jika Qays tidak berhenti menyebut namaku
Maka darahnya akan tumpah membasahi bumi
Bunuhlah aku dan biarkan Qays
Setelah nyawaku melayang, janganlah kalian hina ia
Cukup apa yang ia derita karena cinta
Mungkin ia akan menuduhku tidak setia dengan janji
Dan aku tidak mampu mencegahnya
Kucampur tinta dengan airmataku
Untuk menulis surat padanya
Inilah saat perpisahan bagi orang
Yang akan kukurbankan jiwaku untuknya
Aku khawatir jika ajalku tiba
Tak dapat memandang wajahnya.

____

Jiwa orang yang dimabuk cinta
Akan merasa sakit karena rindu
Sebab pecinta ingin selalu bersama
Tapi halangan tiada ada henti-henti
Pecinta seperti dua ekor kijang di bukit tandus
Walau tiada makanan, tetapi mereka tetap bersama
Atau seperti burung merpati
Walau terbang bebas di angkasa luas
Tetap saja kembali pada kekasihnya
Atau laksana ikan tuna
Tetap tabah walau dipermainkan ombak
Timbul-tenggelam di laut
Walau selalu dicaci dan dicela
Batin menjerit tubuh binasa
Meski lapar dan disia-siakan
Namun jiwa pecinta akan selalu memaafkan
Sebab pecinta tidak membutuhkan pujian
Dan pengorbanan pecinta tidak akan sia-sia
Kulihat bintang kutub dan bintang kejora
Demikian pula cinta
Sekecil apapun, cinta tetap berkuasa di singgasana hati
Dan bagi pecinta
Kebahagiaan dan kesedihan sama indahnya
Karena cinta sejati tidak mengenal kesia-siaan
Jiwaku dan jiwa Layla akan tetap bersama
Andaipun tidak di dunia
Pasti jiwa kami  akan bersatu di liang lahat
Dan kelak akan dibangkitkan bersama
Hingga dapat bersatu selama-lamanya
Mataku berkurban utnuk Layla dengan segenap curahan airmata
Berharap liang lahatmu adalah liang lahatku
Agar jenazah kita bersatu

____

Kesengsaraan itu milikku
Kesedihan telah menyatu dalam jiwaku
Kenangan tentang bibir yang begitu manis
Telah membelenggu lidahku untuk mengungkapkan pesonanya
Saat sayap cintaku terluka dan tidak dapat terbang
Burung indah mempesona yang telah lama aku cari
datang di hadapanku
Sesungguhnya, engkau merangkai pesona bidadari
Dan apalah artinya diriku?
Aku tidak mengetahui apapun  selain bayanganmu.
Tanpa engkau aku tiada
Khayalan telah menyatukan kita berdua
Kita melebur menjadi satu
Menyatu dalam ketetapan cinta
Kita adalah dua tubuh dengan hati yang satu dan jiwa yang sama
Dua lilin dengan satu nyala api murni, semurni surga
Dari bentuk-bentuk yang sama
Digabung menjadi satu
Dua titik menjadi satu
Tiap jiwa mendukung satu sama lain 

____

Bila bulan purnama tenggelam
Atau matahari terlambat terbit
Maka cahaya wajah Layla akan menggantikan sinarnya
Senyumnya bukan hanya berhenti di mulut
Namun menjadi cahaya dari mentari dan sinar purnama seluruhnya
Rembulan dan matahari akan tersipu malu
Karena cahayanya tak sebanding dengan sinar mata Layla
Bila ia berkedip, maka bintang kejora akan menyembunyikan diri
Tidak akan lagi tercipta gadis seperti dia
Dan aku ciptakan hanya untuk dia

Kata-kata pujian yang kuucapkan
Bagai sebutir pasir di gurun sahara
Tak sebanding dengan kecantikannya
Karena segala kata pujian yang dimiliki jin dan manusia
Tak sebanding dengan pesonanya
Dia diberi nikmat, dengan segala kebaikan
Bila ia hendak berjalan ke sebuah bukit
Maka seakan bukit itulah yang akan mendekat padanya
Karena sang bukit tidak ingin melihat gadis itu dihinggapi kelelahan

____

Adakah malam bisa menyatukan diriku dengan Layla?
Atau biarkan angin malam menyebut namanya
Sebagai ganti pesona tubuhnya
Karena sama saja bagiku
Melihat Layla atau menatap purnama 




Read More

About Me

Popular Posts

Designed By Seo Blogger Templates Published.. Blogger Templates