Selasa, 26 Agustus 2014

Biografi Djalaluddin Rumi ( Mevlana Djalaluddin Rumi )

     


    Jalaluddin ar-Rumi, nama lengkapnya adalah Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad bin Hasin al Khattabi al-Bakri (Jalaluddin Rumi), beliau lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul Awwal tahun 604 Hijriah, ayahnya bernama bahauddin walad, yang merupakan keturunan  abu bakar yaitu sahabat nabi muhammad Saw, ayah djalaluddin rumi adalah seorang ulama besar nan saleh, dan sangat masyhur di balkh, sedangkan ibunya adalah  mu'mina khatun seorang yang berasal dari keluarga kerajaan, saat usia djalaluddin rumi berumur 3 tahun keluarganya hijrah ke khorasan, di karnakan ada bentrok  dalam kerajaan, dari khorasan djalaluddin rumi di pindahkan ke nishapur, daerah lahirnya seorang ahli matematika islam yaitu omar khayyam . di khorasan, djalaluddin rumi bertemu dengan Attar, Attar meramalkan bahwa kelak djalaluddin kecil ini akan menjadi seorang sufi besar, orang yang menyalakan api gairah Ketuhanan.

     Tidak hanya seorang sufi, Rumi juga seorang penyair, seorang penyair sufi terbesar dari persia, Rumi adalah sufi yang memiliki kedalaman ilmu dan juga piawai dalam mengunggkapkan perasaannya kedalam bahasa yang indah dan bermakna, kerena kepiawanya itulah seorang Djalaluddin Rumi sulit terkalahkan oleh Penyair Sufi sebelum dan sesudahnya. saya rasa tidak berlebihan jika saya katakan, karya djalaluddin rumi ibarat hidangan yang lezat nan mewah di kalangan para penikmat sastra tasawuf,  rumi sukses besar dalam memenangkan  hati para pecinta sastra, tidak hanya di kalangan muslim, di kalangan non muslim juga  mempunyai pengaruh besar.karya djalaluddin Rumi telah di terjemahkan kedalam banyak bahasa. di antara karyanya yang sangat terkenal adalah al-Matsnawi al-Maknawi, konon karya tersebut merupakan revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya. Isinya juga mengeritik langkah dan arahan filsafat yang cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mendewakan akal.

     Diakui, bahwa puisi Rumi memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan para sufi penyair lainnya. Melalui puisi-puisinya Rumi menyampaikan bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin didapat lewat cinta, bukan semata-mata lewat kerja fisik. Dalam puisinya Rumi juga menyampaikan bahwa Tuhan, sebagai satu-satunya tujuan, tidak ada yang menyamai.

     Ciri khas lain yang membedakan puisi Rumi dengan karya sufi penyair lain adalah seringnya ia memulai puisinya dengan menggunakan kisah-kisah. Tapi hal ini bukan dimaksud ia ingin menulis puisi naratif. Kisah-kisah ini digunakan sebagai alat pernyataan pikiran dan ide.

     Banyak dijumpai berbagai kisah dalam satu puisi Rumi yang tampaknya berlainan namun nyatanya memiliki kesejajaran makna simbolik. Beberapa tokoh sejarah yang ia tampilkan bukan dalam maksud kesejarahan, namun ia menampilkannya sebagai imaji-imaji simbolik. Tokoh-tokoh semisal Yusuf, Musa, Yakub, Isa dan lain-lain ia tampilkan sebagai lambang dari keindahan jiwa yang mencapai ma'rifat. Dan memang tokoh-tokoh tersebut terkenal sebagai pribadi yang diliputi oleh cinta Ilahi.

       Sebagai seorang sufi rumi punya penglihatan kedepan Rumi berkata : bahwa Kota Konya akan menjadi semarak. ''Akan tiba saatnya, ketika Konya menjadi semarak dan makam kita tegak di jantung kota. Gelombang demi gelombang khalayak menjenguk mousoleum kita, menggemakan ucapan-ucapan kita.'' Kini, perkataan Rumi itu terbukti. Setelah sekian lama terlelap oleh sejarah, Kota Konya hidup kembali berkat sang sufi. ''Kota Anatolia Tengah ini tetap berdiri sebagai saksi kebenaran ucapan Rumi,'' tulis Talat Said Halman, peneliti karya-karya mistik Rumi.

     Kenyataannya memang demikian. Lebih dari tujuh abad, Rumi bak bayangan yang abadi mengawal Konya, terutama kepada pengikutnya, the whirling dervishes , para darwis yang menari. Setiap tahun, pada 2-17 Desember, jutaan peziarah menyemut menuju Konya. Dari delapan penjuru angin, mereka berarak untuk memperingati kematian Rumi, 727 tahun silam. Siapakah sesungguhnya manusia yang telah menegakkan sebuah pilar di tengah khazanah keagamaan Islam dan silang sengketa paham? ''Dialah penyair mistik terbesar sepanjang zaman,'' kata orientalis Inggris, Reynold A Nicholson. ''Ia bukan nabi, tetapi ia mampu menulis kitab suci,'' seru Jami, penyair Persia Klasik, tentang karya Rumi, Al-Masnawi .

     Bahkan, cucu  Rumi, Sulthanul Auliya Maulana Syekh Nazhim Adil al-Haqqani, kagum dengan kakeknya tersebut. Ia berkata sebagai berikut. ''Dia adalah orang yang tidak mempunyai ketiadaan. Saya mencintainya dan saya mengaguminya, saya memilih jalannya, dan saya memalingkan muka ke jalannya. Setiap orang mempunyai kekasih, dialah kekasih saya, kekasih yang abadi. Dia adalah orang yang saya cintai, dia begitu indah. Oh , dia adalah yang paling sempurna. Orang-orang yang mencintainya adalah para pecinta yang tidak pernah sekarat. Dia adalah dia dan dia dan mereka adalah dia. Ini adalah sebuah rahasia, jika kalian mempunyai cinta, kalian akan memahaminya.''Itulah Jalaluddin a-Rumi, sang sufi penganut cinta sejati untuk Tuhannya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah dengan kata2 yang baik dan sopan

About Me

Popular Posts

Designed By Seo Blogger Templates Published.. Blogger Templates